Mendapat tempat tugas di Sanggau,
membuat saya penasaran ingin berkunjung ke negara tetangga mengggunakan jalur
darat. Maklum, Kabupaten Sanggau merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung
dengan Malaysia, tepatnya Provinsi Serawak. Dan alhamdulillah keinginan itu
kesampaian. Walaupun memang untuk berangkatnya melalui jalur udara.
Kisah yang saya tulis ini
bersumber dari rekaman ceramah dari salah satu masjid. Tentunya dalam
penulisannya ada kurang dan lebihnya, tidak sama persis. Mudah – mudahan hal
itu tidak mengurangi manfaat yang dapat diambil dari kisah ini. Untuk sumber jelasnya sendiri saya tidak tau
persis, beliau (penceramah) mengambil dari kitab apa. Saya hanya mengetahui
bahwa cerita ini diambil dari manaqib (biografi).
Kesamaptaan merupakan tahapan awal yang
harus dilalui pada diklat prajabatan PLN. Sepertinya semua diklat prajabatan
BUMN akan melalui tahapan ini. Tidak terkecuali PNS, yang saya tau sih begitu.
Tahap ini merupakan pendidikan bela negara dan pembentukan karakter. Tetapi
intinya sih latihan fisik. Untuk angkatan kami sendiri kesamaptaannya
berlangsung selama 10 hari (10 – 19 Juli 2017). Seluruh daerah yang mengadakan
rekrutmen dikumpulkan di Pusat Pendidikan TNI H-2 dan H-1, tergantung kebijakan
daerahnya masing - masing. Misalnya saja untuk rekrutmen Bali sudah berada di
sana pada tanggal 8 Juli.
Menurut Abu Syuja’, hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakkad.
Artinya, shalat tersebut sangan ditekankan. Jangan sampai ditinggalkan. Hal ini
berlaku bagi laki-laki yang bermukim. Sedangkan bagi perempuan dan laki-laki
yang dalam keadaan safar, tidaklah wajib.
Alhamdulillah, akhirnya bisa mencoba untuk memanah. Ternyata tidak mudah seperti yang ada di film, hehe. hem..saya jadi tau atau paling tidak terbayanglah sulitnya para sahabat berperang dulu dan berjuang untuk membela agama Allah. Bagi saya yang diam di tempat saja sulit sekali untuk melepaskan anak panah hingga tepat sasaran, apalagi bila dibarengi dengan berkuda. Para sahabat saat berperang dahulu 'kan, tidak hanya diam di tempat, tapi juga bergerak dan sambil naik kuda juga. Tapi masyaAllah, mereka bisa mengenai tepat sasaran. Dan jujur, saya baru sebentar sudah merasa pegal tangan saya. Betapa luar biasanya perjuangan Rasulullah dan para sahabat, terlebih - lebih saat perang Badar yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Memang sudah sepantasnya lah kita sebagai ummat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menjadikan Rasulullah beserta para sahabat beliau sebagai idola.
Jadi kesimpulannya salah satu hikmah dari olahraga memanah selain melatih konsentrasi juga semakin membuat kita secara tidak langsung lebih "merasakan" perjuangan Rasulullah beserta para sahabat dahulu.
Yuk, memanah lagi :D
foto di atas merupakan foto yang saya ambil dari pengajian rutin yang digagas oleh salah seorang teman SMP-SMA saya. Kebetulan berkesempatan untuk hadir juga. Memang sedikit sih.. Tapi bukankah dulu K.H Ahmad Dahlan daam memebentuk Muhammadiyah juga berawal dari kegiatan pengajian kecil di mushollanya? Saat itu juga pesertanya bisa dihitung jari. Dan ALhamdulillah, berawal dari yang "kecil" itu lahirlah Muhammadiyah yang perannya terus ada hingga sekarang. Maka dari itu, tidak perlu berkecil hati bila pengajian yang kita adakan pesertanya hanya tiga, lima bahkan berdua saja dengan ustadznya. Langkahnya dalam menghidupkan musholla yang mati suri dari majlis ilmu itu sudah merupakan hal yang patut diapresiasi. Hal terpenting dari itu semua adalah istiqomah dalam melaksanakannya. Dan luruskanlah niat semata - mata karena Allah, maka insyaAllah dan mudah - mudahan dimudahkan dalam menjalaninya. Semoga pengajiannya makin berkah ya... Jangan berhenti di tengah jalan :)
copas gambar : http://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/berinfak-melalui-kotak-amal-di-masjid-ilustrasi-_110808163649-572.jpg
Ada pembicaraan dalam sebuah grup whatsapp, mengenai
investasi. Saya pikir, ini memang menjadi pembicaraan yang lumrah di kalangan
anak muda. Di grup tersebut, dibahas mengenai berbagai investasi yang dapat
kita lakukan.
Hidden Canyon, salah satu tempat
wisata baru di Bali. Terletak di Kabupaten Gianyar, dekat dengan pasar seni
Sukowati. Bila kita ingin menuju ke sana, dapat menggunakan papan petunjuk
menuju Pasar Seni Sukowati. Tetapi lewat google maps pun juga dapat ditemukan
lokasinya.
Gunung Buthak berdampingan dengan
Gunung Panderman di Batu. Untuk mendakinya, dapat melalui Kota Blitar atau Kota
Batu. Pada pendakian ini, kami menempuhnya melalui jalur di Kota Batu. Sedikit
cerita, awalnya kami ingin mendaki Gunung Welirang. Tetapi setelah menghubungi
contact person pos penjagaan Gunung Welirang, bapak yang menjaga pos tersebut
mengatakan bahwa jalur pendakian Welirang ditutup. Jadilah kami mencari gunung
lain dan diputuskanlah Gunung Buthak ini. Untuk contact personnya sendiri,tidak dapat dihubungi (yang ada di internet).
Tetapi kami tetap datang ke sana mengingat Gunung Buthak memiliki typical
seperti Gunung Panderman yang tidak ‘berbahaya’ untuk didaki.