04.58 -
travelling
No comments
Lewati Batas Ke Negara Tetangga : Kuching, Malaysia
Mendapat tempat tugas di Sanggau,
membuat saya penasaran ingin berkunjung ke negara tetangga mengggunakan jalur
darat. Maklum, Kabupaten Sanggau merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung
dengan Malaysia, tepatnya Provinsi Serawak. Dan alhamdulillah keinginan itu
kesampaian. Walaupun memang untuk berangkatnya melalui jalur udara.
Pontianak – Kuching
Perjalanan ke Kuching saya mulai
dari Pontianak (Dari Sanggau – Ponti menggunakan taksi dengan tarif Rp 150.000)
menggunakan pesawat. Harga tiket pesawat Pontianak – Kuching terbilang murah
yaitu sebesar Rp275.000 . Memang itu bukan harga normal, saat itu kebetulan harga
tiket pesawat sedang promo dari salah satu maskpai. Tetapi harga normalnya yang
paling murah sekitar Rp500.000-an.
Waktu tempuh menggunakan pesawat
adalah sekitar 40 menit. Sedangkan untuk waktu di Kuching sama dengan Waktu
Indonesia Bagian Tengah (WITA). Setibanya di bandara, kartu seluler kita tidak
dapat digunakan. Walaupun memang ada provider yang masih dapat digunakan dengan
syarat dan ketentuan khusus. Tetapi, yang paling mudah menurut saya pribadi
adalah kita membeli kartu selular yang digunakan di Malaysia.
Tujuan kami setiba di bandara
adalah menuju penginapan yang terletak di daerah waterfront. Kami menggunakan taksi bandara yang dikenakan tarif 30
RM (Ringgit Malaysia).
Kartu Seluler Malaysia
Saya pribadi menyarankan teman –
teman yang ke sini untuk membeli kartu seluler Malaysia. Hal ini untuk
memudahkan kita berwisata. Dengan kartu yang di sana, kita dapat menggunakannya
untuk internet dan aplikasi transportasi online. Untuk layanan transportasi
online yang ada saat ini di Kuching yaitu Uber dan Grab. Kita dapat menemukan counter penjualan saat akan menuju pintu
keluar dari bandara, di terminal Kuching dan minimarket.
Kartu yang Dijual di Terminal Kuching |
Penginapan
Kebanyakan penginapan memang
terpusat di sekitar waterfront. Teman
– teman bisa memilih sesuai selera dan tentunya harga yang ditawarkan. Harganya
beragam, mulai dari yang paling murah (seingat saya itu sekitaran Rp 100.000-an
ke atas dan ada juga yang Rp 500.000-an dsb.,) tergantung fasilitas dan bintang
penginapan/hotel tersebut. Pemesanan hotel kami lakukan saat masih di Indonesia
melalui aplikasi dan dibayar menggunakan rupiah.
Money Changer
Ada baiknya teman – teman sudah
menyiapkan uang RM terlebih dahulu karena pada saat kami tiba di bandara tidak
melihat adanya money changer. Mungkin
ada, tetapi kami belum sempat menanyakannya kepada petugas setempat. Penukaran
uang kami selanjutnya dilakukan di money
changer yang ada di mall sekitaran
waterfront (tempat kami menginap
juga). Harga 1 RM sekitar Rp 3200-an (teman – teman bisa cek di google).
Destinasi Wisata
Jujur, kami belum merencanakan
destinasi wisata kami saat di Kuching. Sehingga, kami pun browsing seadanya dan hanya sempat mengunjungi 3 (tiga) tempat,
yaitu :
1. Waterfront
Waterfront menjadi destinasi wisata pertama dan sepertinya
merupakan icon kota ini selain “kucing” itu sendiri. Sesuai namanya, waterfront terletak di tepian sungai.
Adapun “bentuknya” sendiri berupa pusat keramaian, yang mana di sini terdapat
pedagang yang berjualan, jalur pejalan kaki dan wisata air menggunakan perahu
ataupun “donat” untuk menyusuri sungai.
Suasana pedestrian di waterfront |
Apabila kita merasa bosan dengan makanan ataupun suasana
yang ada, kita dapat menyebrang menggunakan perahu dengan membayar 1 RM/orang.
Penyebrangan menggunakan perahu
|
Kapasitas perahu sekitar 15 orang. Kita harus menunggu
terlebih dahulu hingga jumlah penumpang mencukupi, baru setelah itu perahu akan
berjalan.
Tampilan waterfront dari sisi seberang |
Toilet di sekitar waterfront |
Hem..saya juga ingin menambahkan saat malam minggu di
sekitar waterfront itu macet. Jadi
memang lebih nyaman berjalan kaki, sambil menikmati indahnya lampu – lampu di
sekitar pedestrian.
Kemacetan hingga Masjid Bandaraya |
2. Masjid
Bandaraya Kuching
Masjid Bandaraya Kuching masih
terletak di sekitar waterfront.
Masjid ini juga menjadi icon tersendiri dikarenakan usianya yang sudah cukup
lama, yaitu sejak tahun 1847. Adapun pembukaan secara resminya, yaitu pada 20
September 1968. Masjid ini dapat menampung sekitar 4.000 jamaah. Untuk
menempuhnya, kita membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan berjalan kaki
untuk. Sedangkan apabila kita menggunakan grab ataupun uber, biaya yang
dibutuhkan sebesar 3RM
3. Museum Kucing
Untuk menuju musim kucing, kami
menggunakan tarnsportasi online. Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar 10 RM.
Di sana, kita tidak dikenakan tiket masuk. Tetapi, bagi pengunjung yang membawa
hp ke dalam diharuskan membayar (saya lupa berapa). Kalau tidak mau dikenakan
biaya, kita dapat menitipkannya di tempat penitipan. Sesuai namanya, museum
kucing bercerita tentang segala yang berkaitan dengan kucing. Mulai dari jenis
kucing, perlakuan kucing di negara tertentu hingga mitos terkait kucing.
Tetapi, yang paling saya suka dari sana adalah mengenai hadits tentang kucing.
4. Jembatan
Darul Hana
Jembatan ini juga menambah
keindahan sekitar waterfront. Oiya,
bila pagi pedestrian digunakan sebagai jalur jogging. Jalur ini juga berlanjut hingga menyebrang melalui
jembatan ini. Jembatan ini dikhususkan untuk pejalan kaki saja. Sedangkan saat malam, pemandangannya tidak
kalah indah dipadukan dengan warna – warna lampu.
Oleh – oleh
Sudah menjadi kebiasaan bagi
kita, apabila mengunjungi suatu tempat ada oleh – oleh yang dibawa pulang.
Untuk Kuching sendiri, oleh – olehnya dapat berupa kaos ataupun yang paling
lumrah yaitu gantungan kunci. Selain itu, ada juga kue khasnya. Sebenarnya bukan
kue khas, tetapi kalau kita bertanya kepada orang – orang di sana apa oleh –
oleh yang bisa kita bawa pulang mereka akan menjawab kue lapis ini. Harganya
bervariasi, ada 10 RM, 15 RM dsb. Kita dapat membelinya di sekitar waterfront dan dapat juga pergi ke toko
khusus yang menjualnya.
Sedangkan untuk cinderamata yang
lain seperti kaos dll. dapat kita beli di toko - toko pinggiran jalan (masih di
sekitaran waterfront dan penginapan).
Tampilan toko – toko di sana seperti kita berada di Malioboro kalau teman –
teman pernah ke Jogja. Hanya saja memang
tidak seramai di Jogja.
Kuching Center
Terminal keberangkatan dari
Kuching yaitu Kuching Center. Selain sebagai terminal, Kuching Center juga diperuntukkan sebagai
tempat berbelanja.
Perjalanan Pulang ke Sanggau
Perjalanan pulang kami tempuh
menggunakan bus antar negara. Kami memilih Damri (cinta Indonesia hehe),
jurusan Kuching - Pontianak. Waktu tempuhnya adalah 8 jam dengan biaya 90 RM. Tetapi,
karena kami hanya sampai Entikong sehingga hanya membayar 30 RM per orang.
Selain Damri juga terdapat bus yang lain. Ada yang jurusan ke kota di Malaysia
juga, seperti Miri, Kinabalu dsb. Untuk jurusan ke Indonesia sendiri selain
Pontianak saya tau berdasarkan info dari petugas loket di Damri adalah Nanga
Pinoh dan Sintang.
Suasana bus sendiri tidak ramai,
hanya ber-8 ditambah dengan kami. Berdasarkan penuturan penumpang yang biasa
menggunakan bus, biasanya penumpang yang menggunakan bus lebih ramai dari ini.
Bus ini juga dilengkapi dengan toilet dan kabel untuk mencharge HP.
PLBN Entikong
Entikong adalah perbatasan dari
sisi Indonesia, apabila dari sisi Malaysianya adalah Tebedu. Total perjalanan
dari Kuching – PLBN Entikong adalah 2 jam ditambah dengan proses berhenti tadi.
Saat melewati pemeriksaan imigrasi, penumpang diharuskan turun untuk
menunjukkan paspor. Bagi penumpang yang sedang sakit, dapat diwakilkan oleh
temannya.
Tujuan akhir kami bukan Sanggau,
sehingga kami harus turun di sini. Hal ini dikarenakan jalur menuju Pontianak
dan Sanggau berbeda, nanti jalurnya akan terbagi. Untuk melanjutkan perjalanan
ke Sanggau, kami mencarter mobil. Harga yang ditawarkan tergantung jenis
mobilnya. Ada yang Rp 700.000 dan ada pula yang Rp 900.000 – Rp 1.000.000
(sudah termasuk bahan bakar) . Itu berlaku untuk 1 (satu) mobil. Jadi kalau
teman – teman mengisi full mobilnya, maka biaya yang dikeluarkan per orang pun
otomatis menjadi lebih murah. Harus pintar – pintar menawar sih. Hal yang ditakutkan adalah kita
dikenakan tarif yang mahal. Pokoknya patokannya harganya seperti yang disebutkan
tadi tergantung jenis mobilnya.
Kasus kami sendiri, kami dibantu
oleh petugas Damri yang ada di PLBN tersebut. Jadi beliau yang mencarikannya. Bagi
teman – teman yang ingin beristirahat pun dapat dilakukan di sini, solat dan
makan misalnya. Baru setelah itu melanjutkan perjalanan. Waktu tempuh Entikong –
Sanggau adalah sekitar 2,5 jam.
Info Tambahan
Apabila teman – teman ingin
menggunakan bus jurusan Pontianak – Kuching, biayanya adalah sebesar Rp 300.000
. Selain bus, juga ada pilihan transportasi darat yang lain, yaitu travel. Saya
mendapatkan informasi ini dari penumpang lain saat kami pulang. Untuk travel
tadi, mereka dikenakan Rp 1.000.000 untuk tiga orang.
Penutup
Hem..demikian sedikit cerita saya, semoga bermanfaat bagi teman - teman yang ingin berkunjung ke sana ataupun sekedar menambah pengetahuan tentang Kuching. Walaupun tidak selengkap bila kita searching di google. hehe
0 komentar:
Posting Komentar