Minggu, 15 Januari 2017

Gunung Buthak, Pendakian Pertama di Awal Tahun 2017

Bismillah...
Gunung Buthak berdampingan dengan Gunung Panderman di Batu. Untuk mendakinya, dapat melalui Kota Blitar atau Kota Batu. Pada pendakian ini, kami menempuhnya melalui jalur di Kota Batu. Sedikit cerita, awalnya kami ingin mendaki Gunung Welirang. Tetapi setelah menghubungi contact person pos penjagaan Gunung Welirang, bapak yang menjaga pos tersebut mengatakan bahwa jalur pendakian Welirang ditutup. Jadilah kami mencari gunung lain dan diputuskanlah Gunung Buthak ini. Untuk contact personnya sendiri,  tidak dapat dihubungi (yang ada di internet). Tetapi kami tetap datang ke sana mengingat Gunung Buthak memiliki typical seperti Gunung Panderman yang tidak ‘berbahaya’ untuk didaki.

Peta gunung buthak
Jumat, 6 Januari 2016 @Kosan Farid+Misbah, Gebang, Surabaya
20.00 WIB
Kami melakukan packing, karena tas carrier baru saya bawa saat berkumpul. Selain itu juga melengkapi kebutuhan yang belum seperti logistik. Adapun peralatan lain seperti nesting, kami mencuci terlebih dahulu karena saat meminjam keadaannya memang masih kotor dan baru kami cuci saat malam itu berkumpul.
22.00 WIB
Setelah semua kebutuhan terpenuhi dan packing, kami pun berangkat ke Kota Batu. Check poin kami di Masjid Cheng Ho, Pandaan. Waktu tempuh ke sana adalah satu jam, mungkin karena sudah malam dan jalanan tidak begitu ramai. Di sana, kita bisa sejenak meregangkan otot atau kalau ingin buang air dan semisalnya bisa dilakukan. Alhamdulillah, masjidnya tidak dikunci dan masih ada bapak-bapak yang berjaga.

Sabtu, 7 Januari 2016
00.30 WIB @Alun-Alun Batu
Semula kami putuskan untuk tidur di masjid Alun-Alun Batu (saya lupa namanya), tetapi ternyata masjidnya ditutup dan tidak bisa bermalam di sana. Kami pun bertanya kepada petugas jaganya, kata bapaknya lurus masih dari arah sana kita akan menemui masjid yang dapat kita menginap/tidur di sana.
Kami pun melanjutkan perjalanan. Tetapi sebelumnya kami membeli makan terlebih dahulu dan dibungkus untuk dimakan saat paginya. Di alun-alun sendiri banyak yang berjualan, jadi kita dapat memilih sesuai selera.

@Masjid Brigjen Soegiyono
Masjid Brigjen Soegiyono
Jarak alun-alun dengan masjid tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 10 menit bila ditempuh dengan motor. Di sana, sudah ada yang kami dapati tidur di pelataran masjid. Masjidnya pun tidak terkunci, jadi kita dapat pula tidur di dalam. Tempat bagi jamaah perempuan ada di lantai dua, termasuk toilet dan tempat wudhunya. Masjid tersebut bersebelahan dengan balai kota Batu.
Balai Kota Batu, Bersebelahan dengan Masjid


Salah Satu Anggota Kami yang Tidur di Pelataran Masjid

06.24
Setelah tidur, salat subuh dsb. kami melanjutkan perjalanan ke pos pendakian. Waktu tempuh dari masjid menuju pos pendakian adalah 20-30 menit. Di perjalanan, kami sempat membeli sayur untuk tambahan logistik. Akses jalan menuju pos pendakian beraspal, dan ketika hampir sampai di posnya jalurnya berganti paving. 
Beli Sayur Dulu....


Foto dulu yang habis beli sayur :p
07.10 @Pos Perizinan
Pendakian yang sebenarnya kami mulai. Sebelumnya kami sempat berfoto terlebih dahulu di papan instagram. Tidak lupa pula kami berdoa untuk keselamatan selama perjalanan. Bagi yang membawa motor, di sinilah batas terakhir mengendarainya. Motor harus diparkirkan di pos perizinan ini.
Pos perizinan, di sini parkir motornya

Kita juga bisa berfoto di sini...ciyeee senyum dulu dong. hehe

 Setelah satu jam perjalanan, kita akan menemukan tempat datar. Di sana, kita dapat mendirikan tenda (kalau ingin). Space di tempat itu adalah dua tenda. Track yang ditempuh merupakan tanah yang terjal. Selama pendakian, jalanan terus menanjak. Ada memang track yang landai, tetapi itu hanya sedikit.

Tempat datar yang dimaksud

Masih menanjak bung...
Pada awal pendakian track tidak begitu curam. ada tiga “pos” atau camp di Gunung Buthak ini. Camp 1, akan kita temui sebelum jalanan mulai menanjak. Sedangkan camp 2 kita temui saat kita telah memasuki track yang lebih curam. Jadi bagi teman-teman yang kelelahan dan ingin mendirikan tenda dapat dilakukan di Camp 2 ini.

Awal dari "tanjakan tiada akhir". Setelah ini jalanan akan menanjak terusss..hem.. sekitar 3 jam kalau tidak salah

Tetapi, saran saya mending langsung diteruskan saja perjalanan hingga ke camp  yaitu savana. Karena tanggung memang kalau bermalam di camp 1 dan 2. Mungkin tempat itu bisa dipakai untuk istirahat sejenak. Sebenarnya untuk lahan datar tidak hanya itu, masih ada bebrapa lagi tempat datar yang bisa kita jadikan tempat istirahat dan mendirikan tenda.

Tidak ada tulisan "camp" sih, tapi ini dapat dijadikan tempat mendirikan tenda
Selama perjalanan kita juga akan melewati hutan hujan tropis. Jadi kita tidak akan merasa kepanasan saat mendaki. Walaupun memang tidak sepenuhnya hutan hujan tropis itu kita lewati. Sesekali juga terdengar kicauan burung. Kami pun sempat bertemu dengan orang yang menangkap burung saat perjalanan turun.
Setelah sekian lama berjalan dan merasa ini “tidak berujung” maka kami putuskan untuk memecah kelompok. Dua orang jalan duluan untuk mendirikan tenda dan 3 lainnya di belakang menyusul karena memang kami bukan pendaki professional yang memiliki ketahanan yang sama. cuaca saat itu pun juga hujan, dan ada salah seorang dari kami yang belum terbiasa mendaki karena ini pendakian pertamanya. Hal itulah yang membuat kami memecah kelompok, tetapi tetap harus ada yang terbiasa mendaki dari 3 orang yang tertinggal itu.
Suasana pegunungan yang berkabut
Kalau sudah sampai sini kira-kira 1 jam lagi tiba di savana..hem... kalau saya tidak salah ingat.hehe

15.10 @Savana
Akhirnya track “tak berujung” itu pun berakhir juga. Teman-teman yang telah tiba duluan mendirikan tenda, dan dibantu dengan teman yang datang belakangan. Setelah tenda berdiri, kami menata isi tenda dengan matras dan sleeping bag karena tidak semua dari kami membawanya. Kemudian dilanjutkan dengan menata tas-tas kami. Setelah itu, kami memasak. Sebelumnya salat dzuhur dan ashar terlebih dahulu. Selama menunggu masakan, kami bergantian mendirikan salat magrib-isya.
Savana gunung buthak
Sepintas, pemandangan di savana ini seperti ranu kumbolo di Gunung Semeru, hanya saja di savana ini tidak ada danaunya.
Alhamdulillah makan dengan lahap :D
Subuh
Saya tidak ingat waktu itu pukul berapa, yang jelas adzan subuh di hp sudah terdengar dan kami masih tidur. Tetapi tetap, kami bangun dan salat subuh. Setelah itu kami memasak minuman hangat dan mie.

Matahari sudah terbit, persiapan muncak..
Puncak Gunung Buthak, 2868 mdpl
Pendakian dari savana menuju puncak sekitar 40 menit. Kondisi puncak pun cukup luas dan datar, bisa dijadikan lapangan upacara saat 17 Agustus. Rasanya terbayar sudah segala perjuangan bila telah mencapai puncak. Pemandangan yang disajikan serasa menjadi “obat” penat selama ini.
Puncak buthak, cukup luas kan...

Kita juga jadi seperti "di atas awan"

Foto di puncak..
INFO TAMBAHAN
Sumber Air
Kita tidak perlu khawatir kehabisan air, asalakan persediaan cukup dapat kita isi lagi saat tiba di savana. Memang selama pendakian sumber air hanya terdapat di savana. Tetapi dengan membawa 4-5 botol dari pos perizinan insyaAlloh itu sudah cukup untuk persediaan air minum ke savana (pengalaman kami).

Sampah yang Ditinggalkan
Miris sekali rasanya, ketika pendakian kami menemukan sejumlah sampah. Ada beberapa titik tempat berkumpulnya sampah, seakan-akan itu Tempat Penampungan Sementara (TPS). Bagi kalian yang mendaki tolong sampahnya jangan lupa dibawa turun ya....
Sampah yang ada, selain ini juga ada titik sampah yang lain

Contact Person
Kalau bisa, pastikan dulu sebelum melakukan pendakian jalurnya memang dibuka. Untuk Gunung Buthak/Panderman ini teman-teman bisa menghubungi ini 082333 313 662.
Rumah yang ada di pos perizinan, di situ ada tertempel contact personnya
Biaya Pendakian
Berikut rincian biaya yang kami keluarkan selama pendakian
-----Pribadi
Tiket masuk        : Rp 7.000/orang
Parkir Motor      : Rp 10.000
Bensin                   :..............
------Kelompok
Total urunan yang harus kami bayar sebesar Rp36.000 . Rincian perlengkapan kelompok yang kami sewa adalah
Kompor 1
Sleeping bag 1
Logistik, tolak angin.

gak begitu rinci sih. Sebenarnya itu lebih dari Rp 36.000 urunannya, tetapi karena ada anggota yang bersedekah jadi lebih murah. hehe. Semoga berkah ya.. :)

 Foto-foto yang Lain

Walau sarungan tetap ganteng dong..wkwk :p

Istirahat dulu


Ceritanya nyiapain masakan nii..

Gak nanjak terus sih, ada juga datarnya.



Jalur untuk muncak
 
Yuk, makan dulu.. :D
Kalau dari sini kaya ranu kumbolo kan..?

Hem..ini juga mirip sama pas di padang lavendernya semeru



 Penutup
jadiii..kapan kita naik bareng lagi? semoga bisa naik bareng lagi ya.. :)hehe









0 komentar:

Posting Komentar