Minggu, 27 November 2016

Mengemis dan Bekerja Keras

Tanggal 22 kemarin, terdapat pemberitaan di media terkait pengemis kaya. Menurut tribunnews.com, pengemis tersebut terjaring razia oleh petugas Dinas Sosial saat berada di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO). Para petugas mendapati pengemis tersebut memiliki 2 buah hp dan uang sekitar 1 juta.

Sebenarnya ini bukanlah hal baru. Sebelumnya pernah juga diberitakan tentang pengemis kaya. Seperti yang saya ambil sumbernya dari news.liputan6.com, pada 11 Oktober lalu petugas Dinas Sosial telah menangkap seorang pengemis di Jaksel yang saat itu didapati memiliki uang sejumlah 90 juta. 
Lantas apa yang dapat kita ambil dari adanya pemberitaan mengenai pengemis ini?saya jadi teringat hadits dari Rasulullah SAW. tentang larangan mengemis.
Larangan Mengemis
“Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya” (Muttafaqun 'Alaih)
“Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api”(HR. Ahmad)
Yang dibolehkan untuk Mengemis
“Wahai Qabiishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup,’ ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram”. (HR. Muslim)
Mungkin benar semua orang pada dasarnya menginginkan kekayaan. Tapi apakah harus dengan cara seperti itu?dengan berpangku tangan dan mengharapkan belas kasih orang lain. Padahal Allah telah mengaruniakan fisik untuk menjemput rezki-NYA. Kadang yang saya dapati mengemis itu masih sempurna fisiknya yang tentunya masih dapat bekerja dengan cara yang halal dan baik. Walaupun memang tidak semuanya memiliki fisik yang sempurna. Ada juga pengemis yang mengalami (maaf) cacat fisik, namun hal itu boleh jadi menjadi nilai plus bagi dia di hadapan Allah.

Keutamaan Berusaha dengan Kemampuan Sendiri
“Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya” (HR. Bukhari)
"'Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan salat.' Maka para sahabat pun bertanya : 'Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab: 'Bersusah payah dalam mencari nafkah.'" (HR. Bukhari)
"Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang di jalan Allah 'Azza Wa Jalla." (HR. Ahmad)
Sumber : foto profil whatssapp teman. 
 
Allah tidak menyebutkan berapa hasil yang harus diperoleh. Perintah-Nya adalah agar kita berusaha menjemput rezki-Nya dengan kemampuan yang dititipkan Allah. Masalah berapa nanti hasil yang diperoleh itu menjadi hak prerogatif Allah.

Maka malulah kita bila saat ini dikaruaniai fisik sempurna tapi masih juga bermalas-malasan. Ketahuilah setiap tetes keringat yang kita hasilkan sebagai usaha untuk menjemput rezki-Nya, akan menjadi penghapus dosa kita.

Mudah mudahan adanya tulisan ini memacu semangat kita untuk bekerja keras dalam menjemput rezki-Nya  dan yang paling penting niatkan sebagai ibadah, luruskan niat semata-mata hanya mengharapkan rahmat dan ridha dari Allah SWT.

Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar