22.15 -
bahasaarab
No comments
Pengantar Ilmu Bahasa Arab 1 (Mengenal Ilmu Bahasa Arab)
Pada bahasa Arab, terdapat berbagai cabang ilmu, di antaranya
adalah ilmu nahwu sharaf, mumantiq, balagoh, dll.
Ilmu nahwu dan sorof ini merupakan dua ilmu yang harus dipelajari
bagi seorang pemula.
Tujuannya adalah agar dapat membentuk kalimat yang benar
sesuai kaidah bahasa Arab. Sedangkan ilmu mumantiq atau balagoh, bertujuan
untuk menyusun atau membuat kalimat yang indah baik susunannya ataupun maknanya.
Ilmu nahwu dan sorof memiliki perbedaan, walaupun memang satu sama
lainnya saling berkaitan. Ilmu nahwu yaitu ilmu yang mempelajari
kedudukan kata dalam sebuah kalimat, yaitu kaidah, cara menyusun,letaknya, dan
pemberian harakat. Sedangkan ilmu sorof yaitu ilmu yang mempelajari
perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Jadi, bahasa mudahnya ilmu
sorof menyediakan kata-katanya, sedangkan ilmu nahwu mempelajari penyusunannya
ataupun pemberian harakatnya. Sebab, perbedaan dalam pemberian harakat dapat
menyebabkan makna yang berbeda.
Contoh :
1. Jalasa zaidun = Zaid telah duduk
Ilmu nahwu pada contoh di atas meliputi pemilihan harakat zaid,
yaitu zaidun menjadi pemilihan kata di sana. Bukan zaidan atau zaidin.
Alasan dalam pemilihan atau pemberian harakat itulah yang dimaksud ilmu nahwu. Selain
itu, pendahuluan kata jalasa dibanding zaidun. Jalasa zaidun, bukan zaidun
jalasa. Itu pun juga termasuk dalam ilmu nahwu.
Adapun ilmu sorofnya pada contoh kalimat di atas terletak pada pemilihan
kata “jalasa”. Jalasa sendiri memiliki ada 14 bentuk, di antaranya “jalastu”
yang artinya saya telah duduk, “jalasta” yang artinya kamu telah duduk. Sedangkan
“jalasa” berarti kata kerja orang dua tunggal laki-laki.
2.
Alhamdu (terdapat unsur ‘ha, mim dan dal)
Masih terkait ilmu nahwu. Pada surat Al fatihah, bacaannya adalah “alhamdu...”.
Pemberian harakatnya adalah dommah. Sedangkan pada kesempatan lain kadang
kita mendengar khatib khutbah membacanya dengan “innalhamda...”, yang
pemberian harakatnya adalah fathah. Terakhir, terdapat dalam kitab Imam
Al Baiquni yang di dalamnya/di awalnya terdapat penulisan kitab dengan
menggunakan “bil hamdi...” yaitu kasrah. Perubahan harakat pada
kata yang berunsur huruf ha’, mim dan dal itulah yang mencakup ilmu nahwu. Perbedaan
dalam pemberian harakat itu juga dapat merubah arti.
Satu contoh terakhir masih terkait ilmu nahwu yaitu pada kalimat “Dorobah
Zaidun Bakron” yang berarti = Zaid memukul Bakr. Bila harakatnya
kita rubah menjadi “Dorobah Zaidan Bakrun” maka artinya berubah menjadi Bakr
memukul Zaid. Ilmu nahwu, dapat merubah pelaku menjadi objek dan begitu
juga sebaliknya.
Kita kembali kepada contoh sebelumnya yaitu kata yang terdiri dari
huruf ha’, mim dan dal yang memiliki akar kata makna yang sama, yaitu berupa
pujian. Ilmu sorof pada kata ini misalnya terdapat pada surat Al fatihah “Alhamdulillah..”
yang berarti segala puji bagi Allah. Bentuk lain dari unsur kata yang terdiri
dari huruf ha’, mim dan dal yaitu
1. Tahmiid yang mengandung
unsur huruf ha’,mim dan dal yang berarti pujian juga, biasa kita gunakan dalam
penyebutan dzikir.
2. Muhammad = orang yang
dipuji, orang yang terpuji.
3. Ahmad = orang yang paling terpuji
4. Haamid = orang yang memuji
5. Mahmud = orang yang dipuji
6. Hamdi = pujianku
Nah, perubahan-perubahan itulah yang dipelajari dalam ilmu sorof. Demikianlah
potongan pengantar ilmu bahasa Arab.
Sumber : Audio pelajaran Yayasan Bisa yang saya ikuti. Mohon maaf
bila ada penulisan yang salah dalam merangkum materi yang saya dengarkan. Mudah-mudahan
bermanfaat bagi teman-teman yang ingin belajar bahasa Arab namun masih belum
sempat untuk mengikuti program ini ataupun kursus dan lain sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar