00.00 -
bahasaarab
No comments
Pembagian Fi'il Menurut Masanya (2)
الأمْثِلَةُ (contoh – contoh)
١ أغْسِلُ يَد ێٞaku mencuci kedua tangan =
٢ ألْبَسُ
ثِياَبِ aku memakai
pakaianku =
٣ نَلْعَبُ باِلْكُرَ ةِ kami bermain bola =
٤نَمْشِى فِى الْحُقُوْلُ kami berjalan di kebun =
٥ يَنْبَحُ الْكَلْبُ anjing menggonggong
=
٦ يَنْتِبَهُ الحَارِسُ penjaga terbangun =
٧ تَأكُلُ الْبِنْتُanak perempuan sedang makan =
٨ تَذْبُلُ الْوَرْدَ
ةُ bunga mawar layu =
Ciri – ciri fi’il
mudori’ secara umum sama halnya dengan fi’il madhi, untuk 5 syarat awalnya,
yang mana 1-3 adalah syarat umum suatu fi’il (kecuali no.3 ada tambahan isim
nasob) :
1. Tidak ada الْ (alif lam)
2. Tidak ada tanwin (ً ٍ ٌ)
3. Setelahnya fi’il ada isim rofa’ (dommah/ ُ ) atau nasob (fathah/ َ (
4. Kebanyakan ujung dari fi’il berharakat
dommah / ُ
5. Kebanyakan diawali dengan huruf hamzah / ء , nun /ن
, ya /ي dan kaf /ك
Untuk menentukan
suatu kata itu termasuk fi’il mudori’ atau bukan harus memenuhi semua syarat
yang ada, tanpa terkecuali. Contoh
أفْضَلُ الذِ كْرِ
Huruf ذ itu
seharusnya memakai tanda tasydid, tetapi saya tidak tau caranya jadi tetap
seperti itu. Kata أفْضَلُ sepintas seperti fi’il mudori’. Tetapi sebenarnya
bukan. Hal ini dikarenakan tidak terpenuhinya syarat no. 3, yaitu Setelahnya fi’il
ada isim rofa’ (dommah/ ُ ) atau nasob
(fathah/ َ ). Dapat kita
lihat setelahnya itu berharakat kasrah. Sehingga kata أفْضَلُ tidak dapat dikatakan fi’il tetapi itu
adalah isim.
Itu saja untuk sesi ini, semoga bermanfaat dan semoga istiqomah dalam melakukan kebaikan serta diberikan ilmu yang bermanfaat. aamiin
0 komentar:
Posting Komentar