Jumat, 14 Februari 2014

Sabar

Setiap orang pastilah pernah dilanda kesedihan ataupun dikaruniai nikmar oleh Allah SWT. Ada hadits menarik yang ingin saya tulis di sini yang boleh jadi akan menjadi “obat” bagi para pembaca yang galau dan semoga menjadi “obat” bagi para pembaca yang sedang mendapat nikmat dari Allah agar tidak lupa diri dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Sebelum saya lanjutkan haruslah dipahami wahai para pembaca yang budiman, bahwa segala ujian maupun cobaan yang menimpa kita, maka itulah yang terbaik apabila kita bersyukur terhadap nikmat-Nya dan bersabar atas cobaan-Nya. Sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh unik perkaranya orang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya baik, dan itu tidaklah dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Apabila ia diberi nikmat, ia bersyukur, dan ini baik baginya dan apabila ditimpa musibah, dia bersabar, dan ini baik pula baginya.” (HR. Muslim)
            Saudaraku sekalian yang semoga selalu dalam limpahan rahmat-Nya. Hadits di atas menunjukkan kepada kita bahwa segalah hal yang menimpa kita, orang – orang mukmin itu pada dasarnya adalah baik. Apabila kita memang mengaku seorang mukmin, maka yakinlah bahwa segala yang menimpa kita adalah baik. Entah itu nikmat ataupun cobaan dari Allah SWT. Hal ini kembali kepada kita untuk menyikapinya seperti apa.
            Khusus pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita tentang sabar ini. Orang yang diceritakan ini kita samarkan saja namanya ya. Sebut saja X. Semoga pembaca tetap bisa mengambil pelajaran dari apa yang saya tulis lebih lanjut. Untuk selanjutnya biarkan beliau yang bercerita.
            “Baru tadi pagi saya melihat website integra (website untuk melihat nilai di kampus saya). Mata kuliah yang saya lihat pertama kali adalah “ekonomi *****xxxxx”. Sungguh terkejut hati, karena ternyata saya mendapat nilai D. Kemudian saya lihat mata kuliah yang lain, alhamdulillah tidak ada yang dapat D lagi. Tetapi ada satu mata kuliah yang memiliki beban 4 sks yang saya harus mendapat nilai BC. Hitungan nilai BC ini adalah “lulus”, tetapi karena beban sks-nya besar maka nilai yang diperoleh pada mata kuliah ini sangat menentukan IP (indeks prestasi) yang diperoleh pada semester ini. Ternyata memang, IP saya tidak lebih dari 3,00 . bahkan di bawah itu. Ketika menyadari hal ini, saya bingung dan rasa sedih bercampur benci jadi satu. Sedih karena IP tidak mencapa target dan benci kepada diri sendiri mengapa saya sebelumnya tidak berusaha lebih keras lagi sehingga IP saya dapat lebih baik. Huff.. tetapi tetap saja semua sudah terjadi.
            Sebenarnya tidak boleh juga saya seperti ini. Mengingat Allah juga mengaruniakan nilai yang baik di mata kuliah yang lain. Dan harusnya saya juga bersyukur hanya satu mata kuliah yang dapat D. Ya, benar. Sebagai jika memang saya ataupun pembaca benar seorang mukmin, haruslah bersikap seperti yang dijelaskan Rasulullah SAW. di atas.
            Terlepas dari masalah ini, mungkin ini juga teguran dari Allah kepada saya atau kepada kita semua yang merasa mengalami musibah. Seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya
Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azhab yang dekat (di dunia) sebelum azhab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. as-Sajdah: 21)
            Bagi saya pribadi mungkin apa yang saya peroleh di semester ini merupakan teguran dari Allah agar lebih keras lagi usahanya di semester depan. Saya bukan munafik, tapi saya hanya ingin belajar untuk bersabar. Jika kalian bertanya apakah saya tidak sedih? Tentu saya pun sedih para pembaca. Tetapi bukan berarti harus meratapi dan berlarut – larut dalam kesedihan itu bukan? Yah, semoga saja kita diberi kelapangan dan kekuatan untuk bisa bersabar ketika mendapatkan musibah ataupun cobaan. Sebaliknya, smoga saja kita tidak lupa diri dan sombong , ataupun membanga – banggakan diri apabila kita mendapat nikmat dari-Nya. Karena sesungguhnya tiadalah suatu kejadian menimpa kita melainkan itu terjadi dengan izin Allah SWT.”

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. al-Hadid: 22-23)

0 komentar:

Posting Komentar