02.07 -
artikel Islam
No comments
Bijak dalam Memuji
Pujian. Siapa yang
tidak senang jika dirinya dipuji? Saya pikir hampir sebagian orang akan senang
jika dirinya dipuji. Namun, taukah kalian kawan, bahwa dibalik pujian itu
sebenarnya terdapat fitnah yang amat berbahaya? Karena pernah dulu di zaman
Rasulullah SAW ada seseorang yang memuji temannya yang ketika itu Rasulullah
SAW berada di sampingnya. Maka beliau bersabda “Celaka kamu, kamu telah
memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu -berulang-ulang-.
Kalaupun salah seorang di antara kalian harus memuji temannya maka hendaknya
dia mengatakan: Aku mengira dia seperti itu dan Allahlah yang menghisabnya, aku
tidak memuji siapapun di hadapan Allah.” (HR. Muslim no. 3000)
Maksud
dari “memenggal leher” itu adalah bahwa hal itu dapat mencelakakan orang yang
dipuji. Dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda, dari Al-Miqdad bin
Al-Aswad r.a dia berkata,“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
memerintahkan kami untuk menaburkan tanah ke wajah-wajah orang yang berlebihan
dalam memuji.” (HR. Muslim no. 3002)
Dua hadits di atas menunjukkan akan bahayanya sebuah pujian.
Mengapa demikian? Karena ketika pujian itu diterima dapat menimbulkan perasaan
‘ujub (berbangga diri) bagi orang yang dipuji. Dari rasa ‘ujub tersebut sangat
berpotensi untuk timbul pula rasa tinggi hati, sombong, merasa diri paling
benar dan bahkan memandang rendah orang lain. Intinya akan berdampak buruk lah.
Itulah tadi penjelasan terkait larangan memuji. Sebenarnya
bukan tidak boleh, hanya saja dikhawatirkan akan menyebabkan hal yang tidak
baik kepada orang yang dipuji apabila kita memuji orang lain seperti yang saya
tulis di atas. Terlebih – lebih jika pujian itu diberikan secara berlebihan.
Ada saran yang bagus dari Tere Liye terkait memuji orang lain. Kalau
kata Tere Liye, apabila kita ingin memuji seseorang dapat kita lakukan dengan
dua hal, yaitu dengan menceritakan kebaikan atau kisahnya tanpa orang yang
bersangkutan tau dan mendoakan orang yang ingin dipujinya (mengganti pujian
dengan doa). Misalnya saja, ketika kita mendapati ada seseorang yang menolong
nenek menyebrang jalan, maka kita dapat menceritakan perbuatannya itu kepada
orang lain dengan harapan agar orang yang kita ceritakan tersebut mendapat
pelajaran sehingga dapat meneladani perbuatan orang yang menolong nenek tadi.
Setelah itu, dapat pula kita tambahkan dengan doa agar dia diberikan balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT dan juga agar kita dapat meneladani
perbuatan baiknya.
Demikianlah sedikit tulisan saya terkait tindakan kita dalam
memuji orang lain. Maka dari itu yuk kita
bersikap bijak dalam memuji. Jangan berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan
itu juga tidak baik bukan? Semoga saja ini tidak berakhir dalam bentuk tulisan
ataupun bacaan bagi kita semua, tetapi dapat kita praktikkan terlebih – lebih
bagi diri saya pribadi. Semoga bermanfaat. Amin
NB: Artikel ini
terinspirasi dari salah satu postingan di socmed
0 komentar:
Posting Komentar