Selasa, 31 Desember 2024

Berwisata ke Bukit Timah dan Pantai Karindangan, Kab. Tanah Laut, Kal-Sel

Masih dalam suasana liburan sekolah, kali ini kami mengunjungi tempat wisata “sekitaran” kota Banjarbaru saja. Tujuan kami yaitu Bukit Timah dan Pantai Karindangan yang berada di Kab. Tanah Laut.

Lokasi 2 tempat wisata ini tidak dalam jalur yang sama, Bukit Timah itu arah ke Pantai Batakan, sedangkan Pantai Karindangan arahnya ke Pantai Takisung. Kami putuskan untuk menuju Bukit Timah terlebih dahulu. Berangkat pukul 08.30 WITA dan sampai di Kota Pelaihari (Ibu Kota Kab. Tanah Laut) sekita pukul 09.30 WITA. Sebelum berangkat, saya niatkan untuk membawa bekal, karena nasi yang dimakan tadi pagi masih ada, dan yang berada di rice cooker pun juga masih ada. Terlintas di bayangan untuk semi piknik, walaupun cuman nasi saja yang dibawa. Nanti lauknya bisa beli di Pelaihari. He he..

 

Oke kembali lagi. Saat sudah di Pelaihari kita ambil arah mengikuti papan petunjuk ke Pantai Batakan, jalan lurus saja nanti saat akan menemui Bukit Timah di sebelah kanan jalan. Waktu tempuh dari Kota Pelaihari kira – kira 50 menit (Artinya kami sampai di sana sekitar pukul 10.30 WITA). Cuaca saat kami sampai lumayan terik, sehingga disarankan untuk membawa topi ataupun payung agar tidak kepanasan. Atau mungkin bisa juga berangkat di sore hari agar tidak terlalu terik.



Tiket masuknya Rp 15.000 dengan rincian 2 Dewasa dan 1 untuk parkir mobil. Di kaki Bukit Timah ada warung – warung, sehingga jika kita merasa haus atau ingin istirahat dulu bisa singgah di warung tersebut. Di sana juga tersedia kamar mandi jika kita ingin buang air terlebih dahulu sebelum naik ke bukitnya, biar agak ringan mungkin. He he he…

Dari pemerintah setempat sudah memfasilitasi tangga untuk menaikinya, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan terpeleset. Dan tentunya disediakan hand rail, walaupun ada beberapa titik yang tidak ada.

Sampai di atas, kita disuguhi pemandangan tepian pantai dan laut. Di sisi lain kita bisa melihat juga kebun – kebun kelapa sawit. Rasanya terbayar untuk usaha menaiki Bukit Timah dengan pemandangan tersebut. Jangan lupa foto – foto saat di atas ya. He he..



Setelah turun , sudah menunjukkan waktu untuk makan siang bagi para bocil. Tetapi saat di Pelaihari saya belum membeli lauk untuk makan siangnya, untuk dimakan beserta nasi yang dibawa dari rumah. Sehingga diputuskanlah untuk keluar menuju arah Pelaihari untuk makan siangnya. Saat berada di Bukit Timah sebenarnya tidak perlu ke Pelaihari untuk menuju Pantai Karindangan. Kita bisa ambil keluar ke arah kanan, ini karena menuju balik ke arah Pelaihari jadinya ambil ke sebelah kiri.

 

Alhamdulillah, tanpa perlu sampai di Kota Pelaiharinya, di pinggir jalan terdapat sebuh resto. Bila dilihat dari tampilannya seperti baru dibangun/ diresmikan. Kami pun makan siang di sana. Menunya seperti pada umumnya, bisa dilihat di gambar berikut beserta harganya. He  he..




Kami sengaja ambil di lantai 1, karena ingin di ruangan AC dan kondisi saat itu juga sepi sehingga tidak pelru khawatir mengganggu saat makan bersama para bocil. Di sana juga disediakan musholla, kamar mandinya pun bersih, sehingga menurut saya cocok juga untuk menjadi Rest Area. Lumayan lama kami di sana, sekitar 1,5 jam.  Selain makan siang kami juga solat Dzuhur dan ganti popok serta buang hajat . dulu. Hehe..





Setelah semuanya beres kami melanjutkan perjalanan kembali. Untuk menuju Pantai Karindangan kita harus melewati Pantai Takisung dan THR terlebih dahulu. Saat sudah sampai di Pantai Takisung menuju Pantai Karindangan jalanan menjadi agak rusak yaitu berlubang dan aspal yang pecah – pecah.

 

Akhirnya sampailah kami di Pantai Karindangan. Di pintu masuk ada display tulisan selamat dating dst. beserta informasi kontak Instagram dan whatssapp. Rupanya di pantai ini juga menyediakan tenda untuk camping dan bisa juga kita membawa sendiri peralatan camping. Biaya untuk camping Rp 25.000/ orang, sedangkan jika hanya berkunjung biayanya Rp 10.000/orang . Biaya masuk itu sudah termasuk bilas di kamar mandi, charge handphon dan lampu. Di pantai itu juga terdapat gazebo – gazebo untuk bersantai, biaya sewanya Rp 50.000, tapi tidak tau sampai kapannya. Mungkin sepuasnya, hehe.. Kemudian di sana juga ada warung jika kita ingin membeli makanan. Tapi yang dijual sepertinya terbatas mie instan, dan sebagainya. Saya sendiri saat itu hanya membeli air mineral dan kopi.



 

Untuk kondisi pantai menurut saya lumayan kotor, dan untuk air lautnya berwarna coklat. Entah apa mungkin ini karena musim hujan. Tetapi yang jelas air laut menjadi tinggi, sehingga bibir pantainya menjadi pendek. Terdapat juga larangan untuk mandi atau berenang di sana,mungkin karena kondisi air laut yang sedang naik di musim hujan. Tapi asal tidak ke tengah dan di pinggir pantai saja tidak apa – apa. Saran saya sih jangan pergi ke pantai saat musim hujan.



Baik, setelah bersih – bersih kami pun pulang ke Kota Banjarbaru. Kalau dilihat dari peta, ini sudha dekat dengan Bati – Bati. Artinya jika ke Kota Pelaihari lagi akan memutar. Sehingga kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan ambil ke arah kiri. Ini juga merupakan kali pertama kami melewati jalan tersebut. Sebelumnya jugsaya juga memastikan apakah memang bisa dilewati dan tembus sampai ke Banjarbaru ke Acil warung. Dan kata beliau memang ada jalannya, dan baiknya karena sudah di sini lanjut ambil keluar pantai dan ke arah kiri saja. Setelah Pantai Karindangan akan ada wisata mangrove dan Pantai Tabanio

 

Mungkin itu sedikit cerita dari kami. Semoga bermanfaat..

0 komentar:

Posting Komentar