00.55 -
travelling
No comments
Semeru, 3676 mdpl
Baiklah, mungkin memang sudah lewat. Tetapi saya mencoba menuliskannya mudah-mudahan bisa sebagai masukan bagi temen-temen yang ingin mendaki juga.
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, kami memang berniat mendaki setelah wisuda. Hanya berempat. Saya,Angga, Tika dan Rasti karena yang lain sepertinya juga sibuk. Entahlah, saya agak lupa kenapa hanya berempat.
Surabaya, 14 September 2015
Malam itu sebenarnya ada acara semacam farewell party di angkatan kami karena telah wisuda. dan kesepakatan temen-temen juga tetap ikut acara angkatan walau cuma sebentar. Kemudian setlah itu maksimal pukul 21.00 sudah berangkat. Saya sendiri memutuskan untuk tidak datang karena memang merasa kondisi tubuh mulai tidak fit, sedangkan malam itu juga harus berangkat. Ya..takut nanti pas di sananya malah tambah parah, jadi istirahat saja.
Oke, kembali ke waktu keberangkatan. Memang, udah kebiasaan kita kali ya... yang awalnya 21.00 jadi diundur 22.00, terus 23.15 dan diundur lagi 00.00 haha.
Surabaya, 15 September 2015
1.30 a.m @ kos Tika
yaa..karena ada beberapa hal jadinya kami berangkat jam segitu dan tiba di Terminal Bungurasih pukul 2.30 a.m . Seharusnya tidak sampe 1 jam, apalagi itu sudah dini hari jadi bisa lebih cepat sampai Bungurnya. Tetapi karena di jalan ada harus fotokopi KTP juga, beli yang kurang dsb. jadi jam segitu sampainya. Trsnport yang kami gunakan motor, tentu saja. Agak sulit memang, membawa tas carrier sambil motoran begitu.
Terminal Bungurasih, 2.30 a.m
Begitu tiba, kami parkir di tempat biasa. Kalau tidak salah biaya penitipan itu Rp5000/malamnya. Karena ini bukan hari libur, jadi terminal lumayan sepi dan sedikit juga kami menemui orang-orang yang memakai tas carrier. Oke, sebelum berangkat kami putuskan makan terlebih dahulu (lumayan lapar euyy..hehe). Sehingga ketika kami berangkat menuju Malang itu sekitar 3.15 a.m. kami menggunakan bis patas, begitu bis mulai jalan kami semua sudah tertidur lelap..
Malang, Terminal Arjosari
Saya tidak ingat persis jam berapa ketika sudah tuba ditermnial. Tetapi yang jelas itu sudah pagi dan orang-orang mulai beraktivitas. Begitu sampai kami mencari musolla terlebih dahulu, solat subuh (kesalahan memang, subuhnya jadi terlambat).
Selepas solat, kami mencari angkot yang menuju Tumpang (daerah untuk menuju ke Semeru). Angkot yang harus temen-temen naiki yang berwarna putih. Kalau tidak tau bisa tanya kepada orang sekitar angkot untuk jurusan Arjosari-Tumpang.
Tarif angkot Arjosari-Tumpang seingat saya adalah Rp7000. Saya tidak tau apa ini sama dengan warga sekitar. Mungkin saja karena melihat penampilan kami yang ingin mendaki harganya berbeda. Tapi entahlah tidak tau juga. hehe. Untuk angkot sendiri kami tidak mencarter. Jadi ya berjalan layaknya angkot biasa menurunkan penumpang.
Tumpang, pagi hari
Saya tidak ingat pukul berapa kami tiba di Tumpang. Waktu itu kami turun di pasar Tumpang dan begitu tiba kami langsung bertanya kepada orang tentang truk yang dapat membawa kami ke Desa Ranu Pani (Desa terakhir yang dapat dijangkau kendaraan). Setelah mendapatkan informasi tersebut, kami langsung menuju rumah Bapak tersebut (saya lupa nama Beliau). Rumahnya tidak jauh dari Pasar Tumpang. Ternyata sulit sekali mencar tru untuk membawa kami ke Ranu Pani karena ini belum musimnya kata Bapaknya. JAdinya, kami putuskan untuk naik Jeep sebagai satu-satunya transportasi yang dapat menjangkau akses ke sana. Sebenarnya ada opsi lain, yaitu dengan naik ojek. Teifnya kalau tidak salah Rp100.000/orang sedangkan untuk Jeep RP600.000/mobilnya. Tapi kami tetap putuskan untuk naik Jeep.
Setelah fix untuk transport, kami makan pagi dulu. Oiya, Bapak itu juga meminta kami meninggalkan nomor telpon orang rumah yang dapat dihubungi.
Pos Keberangkatan, siang hari
Sama halnya dengan tiba di Tumpang, saya pun juga tidak mencatat pukul berapa kami tiba di Ranu Pani, lebih tepatnya pos keberangkatan. Tetapi yang jelas, ketika sampai itu telah masuk waktu dzuhur. Ketika kami tiba, kami mengumpulkan surat keterangan sehat dan fotokopi KTP. Sedangkan untuk biaya masuk kami telah memesan online. Sebenanrnya bila tidak ramai seperti ini tidak masalah kalau langsung datang. Biasanya yang harus online itu di Bulan Agustus karena itu musim anak-anak juga ingin merayakan 17-an kan. Setelah melewati proses administrasi kami diberi penjelasan atau pengarhan oleh petugas di sana. Saat kami di sana, hanya ada kami ber4 dan dua orang (laki-perempuan) serta juga ada 4 anak lagi dari Cilegon. 2 orang itu telah datang sebelum kami, sedangkan yang 4 anak itu setelah kami. Sempat terjadi obrolan hangat juga di antara kami dengan 4 orang itu dan kami putuskan untuk naik bersama. Sehingga rombongan kami menjadi 8 orang (alhamdulillah.. hehe).
Setelah itu, kami mendirikan solat dzuhur tentunya dengan di-jamak qosor dan lanjut dengan makan siang. Untuk kondisi jalanan masih beraspal sampai tiba di gerbang masuk Taman Nasionalnya.
foto saat di tulisan "Selamat Datang". Sebenarnya foto ini diambil ketika kami turun. dari kiri : Sindu, Andry, Zaky, Tika, Rasti, Angga, Fa'i, Rian |
Berbicara medan di Semeru, sebenarnya terbilang mudah dan landai. Hanya saja, tidak ada tempat yang pas untuk mendirikan tenda sejak dari pos keberangkatan kecuali setelah sampai di Ranu Kumbolo. Jadi, di pos-pos itu kita hanya beristirahat sebentar dan tidak boleh terlalu lama berdiam di sana sebab akan sulit bila kita belum tiba di Ranu Kumbolo saat malam tiba. Tentunya untuk mendirikan tenda pun akan sulit saat malam hari ditambah dengan penurunan suhu yang berbeda di siang harinya.
Oke, setelah beristirahat kurang lebih 18 menit kami melanjutkan ke pos 2.
Pos 2, 3.24 p.m
Nama untuk pos 2 ini adalah watu...hem maaf saya lupa namanya hehe. Ya intinya sama sih, istirahat sebentar. Oiya, saat itu di tiap pos ada orang yang berjualan. Gorengan, semangka dsb. yang jadi favorut kami adalah semangka, segar sekali rasanya makannya. Kalo tidak salah harganya hem...Rp1.000 atau Rp2.000, atau Rp5.000 dua ya? aduh saya lupa benearn. Ya pokoknya itu lah. hehe.
Oke, kita lanjut.
Pos 3, 4.28 p.m
Pos 4, menjelang magrib (senja)
Tidak ada cerita khusus. ya intinya selalu istirahat di tiap pos. Ketika tiba di pos 4, Ranu Kumbolo sudah terlihat. Namun, yang terlihat bukan berarti dekat 'kan?haha. iya, benar itu penipuan mata. hehe. Kita masih harus berjalan lumayan lagi untuk tiba di sana. Saat itu hari sudah gelap, dan kami terpaksa menyalakan headlamp ataupun senter.
Ranu Kumbolo, malam hari
Saya tidak mencatat pukul berapa kami tiba. Kami memilih untuk mendirikan tenda di bagian yang ada tanjakan cintanya. Jadi, ketika teman-teman melihat Ranu Kumbolo dari pos 4, teman-teman akan terus turun ke sana. Nah, jadi danaunya terbagi dua, maksud saya tempat untuk mendirikan tendanya. Ada yang begitu turun dan tiba di Ranu Kumbolo langsung bisa dirikan tenda, tapi ada juga yang berada di bagian yang ada di tanjakan cintanya . Yang memisahkannya yaitu bukit, ya semcam bukit lah. Tetapi karena di sana sepi jadinya kami putuskan untuk tetap lanjut dan mendirikan tenda di bagian yang ada tanjakan cintanya. Selain karena di sana lebih ramai juga agar tidak terlalu jauh lagi ketika akan melanjutkan keesokan harinya.
Begitu tiba, kami langsung mendirikan tenda. Sulit sekali mendirikannya, selain karena gelap, cuaca juga dingin. Tangan saya sulit sekali untuk memegang frame dsb. Makanya saran saya kalau bisa sudah mendirikan tenda sebelum malam tiba. Butuh waktu yang lumayan lama karena jara-jari mulai terasa kaku, dan model tenda yang juga berbeda dari yang biasanya kami pinjam.
Alhamdulillah, akhirnya kami berhasil mendirikan tenda. Kami memasak dulu untuk makan malam, solat magrib-isya lalu persiapan tidur.
Keindahan Ranu Kumbolo, difoto ketika di atas, dalam perjalan pulang |
Setelah bangun, solat subuh makan dsb. kami melanjutkan perjalan pukul 09.30 a.m. Bagi teman-teman tidak perlu khawatir untuk buang air, tidak perlu mencari semak-semak lagi (hehe) karena pihak sana telah membangun wc atau mungkin cubluk ya menurut saya. Ada di Ranu Kumbolo dan nanti juga ada di Kali Mati (setelah ini).
foto cubluk di Ranu Kumbolo |
kondisi di dalam cubluk |
warung yang ada di RanuKumbolo, belum buka ini. Nanti ada yang berjualan. Para penduduk situ juga tidur di sana, begitu habis barang logistik ataupun untuk berjualan akan turun lagi mereka |
foto dulu sebelum lanjut..hehe. di belakang itu adalah tanjakan cinta. |
kondisi padang bunga lavender yang sengaja dibakar |
foto saya dengan teman yang lain sebelum ini saat bunga lavender masih ada. |
perjalanan melewati dataran setelah tanjakan cinta. foto ini juga diambil ketika pulang. |
puncak semeru yang sudah terlihat. ketika temen-temen telah berada di posisi ini berarti sebentar lagi akan sampai di kalimati. |
Kami tiba di kalimati sekitar ingin menjelang asar seingat saya. Di sana juga terdapat cubluk seperti yang saya bilang dan juga terdapat sumber air yaitu di sumbermani sekitar 20 menit untuk bisa ke sana dari kalimati (tempat camp). Begitu tiba kami langsung dirikan tenda, solat makan dsb. Kemudian menyusun tidur dan bangun ketika magrib/isya (lupa juga, maaf). Saat bangun kami memasak di dalam tenda tentunya karena angin yang kencang dan udara yang dingin. Makan malam dan sambil menyusun planning untuk summit nanti. Setelah makan kami sepakat untuk berangkat pukul... duh, maaf tidak mencatat lagi saya. ya pokoknya malam lah (ya iyalah. hehe) Ketika kami summit, ternyata juga ada barengan selain kami ber-8. jadi tambah banyak rombongannya. Oiya, kalau teman-teman yang naik sebelum ini, jalur untuk puncak sudah ditutup yang lama (jalurnya beda waktu saya ke muncak bulan Juni 2013 lalu). Ya jadi lewat jalur yang baru tersebut. Tidak tau persisnya sudah lama atau baru saja adanya. Tetapi walaupun beda jalur akan sama keluarnya dengan jalur yang dulu (keluar sebelum benar-benar merangkak, di kaki gunung semeru yang pasirnya itu).
sumbermani, butuh waktu sekitar 20 menit untuk ke sana dari tempat camp |
Kaki Gunung Semeru (Tanjakan Pasirnya), tengah malam/dini hari
ya, bila sebelumnya kondisi tanah keras dan ya sama seperti sebelum-seblumnya, maka ketika kita telah tiba di kaki puncak Semeru ini kondisi tanah sudah berpasir dan cukup miring. Ada kondisi tertentu yang memang harus merangkak kalau tidak kuat atau memang pasirnya sangat halus. Dari sini akan terasa lebih berat ;agi medannya karena satu kali langkah = 2 kalinya. Maksudnya ketika kita melangkah di tanah berpasir, kaki kita akan mundur sedikit tidak berada di tempat yang kita pijak dan begitu seterusnya. Saran saya juga jangan sampai terpisah dari rombongan, karena pengalaman saya pribadi waktu menanjak di pasir ini sebelumnya saya pernah tersesat karena terpisah. Tetapi alhamdulillah dapat bertemu dengan satu teman saya dan kami putuskan untuk turun.
Ya, jadi tetap beriringan. Okelah tidak apa misalnya ingin duluan tetapi tetap harus dilihat temannya apa masih ada di belakang atau tidak. Hati-hati juga untuk tidak menginjak batu saat nanjak itu ataupun saat turun dari puncak. Sebab bila batunya tidak kuat menahan beban kita maka batu tersebut akan jatuh dan bisa membahayakan yang ada di belakang kita. Seperti kasus Dania yang meninggal sebelum ini, kata penduduk sekitar yang kami temui meninggalnya dikarenakan ditimpa batu saat turun dari puncak.
foto ini menunjukkan curamnya medan yang harus ditempuh. gimana, kebayang curamnya?hehe |
istirahat sebentar.. |
sunrise yang terambil dati kamera Tika. kami masih di tanjakan pasirnya itu saat sunrise muncul |
Mahameru, 17 September 2015
Ahamdulillah..akhirnya kami tiba di puncak. Kondisi puncak sangat sepi karena memang belum musimnya mendaki. Dan ini merupakan puncak terluas yang pernah saya temui sebelum ini. Lapang, bisa digunakan untuk upacara bendera memang.
Begitu tiba, tentu saja langsung solat subuh. Matahari juga sudah terlihat. kalau tidak salah itu sudah pukul 06.00-an . Bagi temen-temen yang menahan kencingnya atau BAB nya bisa dilakukan di sini. haha. sperti yang saya bilang, puncak ini luas jadi bisa aja untuk melakukan itu.
pemandangan dari atas puncak/ saat turun ya..hehe |
foto di puncak. yang sama mereka ber-8 adanya di Tika. hehe |
foto diambil ketika turun. hanya sebentar sekali jika dibandingkan dengan waktu nanjaknya. |
Ketika kami turun, kami makan terlebih dahulu dan istirahat serta solat. Lalu langsung berkemas dan menuju Ranukumbolo.
Sampai di sana, kami dirikan tenda seperti biasa dan bermalam. Selanjutnya saya hanya akan menuliskan waktu tempuh saja, karena tidak ada penjelasan yang cukup penting. Kurang lebih sama saja, hanya saja memang waktu untuk turun lebih cepat dibanding saat naik hehe..
18 September 2015
11.08 a.m. dari Ranukumbolo
12.24 p.m. pos 3
12.37 p.m. ke pos 2, tiba 1.30 p.m.
1.44 p.m. ke pos 1, tiba 2.03 p.m.
2.24 p.m. ke ranu pani
Ranu Pani, pos keberangkatan
Bila saat naik kami hanya ber4, kini turunnya kami ber8 naik jeep dengan mereka. Sebelumnya bapak jeep telah menunggu di sana. Tentunya berbeda orang. Bapak yang turun ini adalah kenalan mereka saat naik. hem..ya sempat berkenalan lah mereka. Dan setelah itu mereka sudah janjian sebelumnya.
Tumpang, 5.48 p.m.
Ketika kami tiba di Tumpang, kami berpisah dengan mereka. Katanya mereka ingin jalan-jalan dulu. Jadinya kami mencari angkot yang berwarna putih, sama seperti sebelumnya. dan berangkat ke Arjosari 06.05 p.m.
Arjosari 07.05 p.pm
list logistik yang dibuat Tika |
rundown kasar by Tika |
Alhamdulillah..Surabaya
Saya tidak ingat juga pukul berapa ketika tiba di sana. Yang jelas kami langsung makan dll. Itu saja saya pikir. Kalau budget sendiri kami habis sekitar Rp500.000 itu sudah sama dengan logistik, transport dll. Semoga bermanfaat ya. Oiya, jangan lupa kita harus selalu bawa sampah ketika turun ya. Maksud saya sampah yang kita hasilkan jangan dibiarkan di gunung. Mari kita lestarikan gunung kita. Kita mendaki bukan hanya sekedar cari sensasi bukan? Salam lestari! BRAVO BUMI PERTIWI!!! :)
what done is done. tetap semangat :) |
bepergianlah, ke tempat yang dekat pun tidak mengapa.
mudah-mudahan adapelajaran yang dapat diambil,
baik itu suka ataupun duka,
manis ataupun pahit,
dan susah ataupun senang.
-Mahameru, 3676 mdpl. Alhamdulillah touch down!
0 komentar:
Posting Komentar