Kamis, 03 Desember 2015

9 Desember 2015 (Memilih Pemimpin)

 Sesungguhnya shalat seseorang secara berjamaah dilipatgandakan 25 kali lipat daripada dia shalat di rumahnya atau di pasarnya. Jika dia berwudhu, kemudian dia baguskan wudhunya, dan dia tidak ke masjid kecuali dia hendak shalat, maka dia tidak melangkahkan satu langkah kakinya kecuali diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya. Dan jika dia shalat maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama dia masih tetap di tempat shalatnya dan tidak berhadas. Para malaikat berkata, “Ya Allah angkatlah derajatnya, rahmatilah dia,” dan dia senantiasa dalam kondisi shalat selama dia menunggu shalat berikutnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim dan hadits ini lafadz Al-Bukhari)

“Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Apa yang saya tulis ini merupakan ringkasan/rangkuman khutbah tadi siang. Khatib berbicara tentang pilkada yang insyaAlloh akan dilaksanakan serentak tanggal 9 Desember 2015 nanti. Tentu saja, sebaik-baik pemimpin yang pernah ada yaitu Rasulullah SAW. dan dalam memilihnya pun, kita dapat jadikan pelajaran dari hadits Beliau tentang solat berjama'ah. pada hadits di atas menunjukkan keutamaan dalam solat berjama'ah. Lantas bagaimana dalam memilih imamnya? hal inilah yang dijadikan perumpaan oleh khatib dalam hal memilih pemimpin. Haditsnya adalah sebagai berikut

“Yang menjadi imam dari suatu kaum adalah orang yang paling menguasai bacaan Kitab Allah (Al Qur’an). Jika sama kualitasnya, maka yang menjadi imam adalah orang yang paling paham tentang sunnah Nabi (hadits). Jika masih sama, maka yang paling dahulu hijrah. Jika mereka dalam masalah hijrah sama maka yang lebih dahulu masuk Islam” (HR. Muslim no. 673)

Sehingga poin pertama adalah dia harus mengetahui masalah agama, dia harus paham ilmu agama. Selanjutnya, dia harus mengerti ilmu pemerintahan. terkahir, dia harus mengerti aspirasi rakyat.

“Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az-Zinad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seseorang dari kalian memimpin shalat orang banyak, hendaklah dia meringankannya. Karena di antara mereka ada orang yang lemah, orang yang sakit dan orang berusia lanjut. Namun bila dia shalat sendiri, silakan dia panjangkan sesukanya.” (Hadis Shahih Riwayat al-Bukhari, Hadis Nomor 662)


Artinya, pemimpin harus mengerti siapa yang dipimpinnya. Semua kebijakan disesuaikan dengan aspirasi rakyat, kebutuhannya agar tercapai kesejahteraan di masyarakat.

Sehingga, point dalam memilih adalah
1. Paham sola agama Islam, cerdas.
2. Menguasai ilmu pemerintahan.
3. Mengerti aspirasi rakyat, menyesuaikannya.

Demikianlah terkait ringkasan khutbah Jumat hari ini. Insya Alloh pas dengan kondisi kita yang saat ini akan menghadapi pilkada serentak. Mungkin ada yang kurang atau yang lebih, tidak sama persis dengan yang dikatakan khotib. Dan Alloh yang Maha Mengetahui,

Mohon maaf bila terjadi kesalahan terkait isi tulisan ini. Mudah-mudahan kita dikaruniai pemimpin yang adil, amanah, dan tentunya yang memimpin seperti Rasulullah dan para sahabat Beliau. Mudah-mudahan. aamiin.




0 komentar:

Posting Komentar