00.56 -
novel
No comments
Sabtu, 26 Desember 2015
00.55 -
travelling
No comments
Semeru, 3676 mdpl
Baiklah, mungkin memang sudah lewat. Tetapi saya mencoba menuliskannya mudah-mudahan bisa sebagai masukan bagi temen-temen yang ingin mendaki juga.
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, kami memang berniat mendaki setelah wisuda. Hanya berempat. Saya,Angga, Tika dan Rasti karena yang lain sepertinya juga sibuk. Entahlah, saya agak lupa kenapa hanya berempat.
Minggu, 20 Desember 2015
06.18 -
novel
No comments
Sabtu Bersama Bapak
“Harga dari diri kamu datang dari dalam hati kamu dan berdampak ke orang luar. Bukan dari barang/orang luar, berdampak ke dalam hati” salah satu kalimat yang diucapkan Bapak kepada anaknya.
Mengutip kembali testimoni di belakang novelnya
"ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. dan... tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka".
Recomended buat kita yang masih dalam "pembentukan". Semoga kita dapat menjadi ayah yang baik seperti Rosululloh (walau ini bukan novel Islami) dan dapat menjadi Ibu yang membesarkan anak-anaknya dengan baik pula.
Minggu, 13 Desember 2015
06.28 -
about friends
No comments
Puasa Senin-Kamis
"iya, gak. Emangnya kenapa?" Remy bertanya balik.
"ya gapapa, rasanya tenang aja gitu
05.12 -
artikel Islam
No comments
Hukum - Hukum Salat Sunnah
“Sesungguhnya
amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari
amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada
malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada
shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya
sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya
terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki
amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah
pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian
amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Dawud)
Hadits di
atas menunjukkan keutamaan solat sunnah yang bertujuan untuk menutupi
kekurangan solat wajib kita. Karena sebenarnya, mayoritas dari solat wajib kita
(mohon maaf) tidak ada yang sempurna. Hal ini sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan dari 'Ammar bin Yassir “Sesungguhnya seseorang ketika
selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh, sepersembilan,
seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh
dari shalatnya.”(HR. Abu Daud dan Ahmad)
Sebab
Solat Tidak Sempurna
Tidak
sempurnanya solat kita dapat disebabkan beberapa hal. Misalnya saja, yang
paling pertama yaitu setelah kita bertakbir. Ketika kita sudah mengucapkan
"Allahu Akbar" maka langsung timbul pikiran-pikiran yang lain. "Eh,
tadi itu sudah selesai belum ya tugasnya?", "Habis ini enaknya
ngapain ya?", "waduh, sendal di depan itu baru. Takut hilang
jadinya," dsb.
Kedua, yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya solat kita yaitu bisa jadi gerakan kita belum sesuai dengan tuntunan Rosul. Padahal Rosul bersabda dalam suatu hadits "Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR.Bukhari, Ad-Darimi)
Ketiga,
terkait kurang senpurnanya kita dalam merapatkan dan meluruskan shof. “Luruskanlah
shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat.” (HR Ibnu
Majah)
Poin-poin Tata Cara Solat Sunnah
1. Adanya
solat sunnah dapat "menambal" ketidaksempurnaan solat wajib kita. Saya
pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan
air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “Mintalah
kepadaku.” Maka aku berkata, “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman
dekatmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yang lain?” Aku
menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “Bantulah aku untuk
mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat).”
(HR. Muslim)
2. Solat
sunnah lebih baik dikerjakan di rumah. "Sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama
adalah yang dikerjakan dirumahnya, kecuali shalat fardhu." (H.R. Imam
Bukhari & Muslim)
"jadikanlah rumah kalian sebagai tempat shalat
kalian, jangan jadikan ia sebagai kuburan" (HR.Bukhari,
Muslim)
3. Saat Solat Sunnah dianjurkan meletakkan sutrah, yaitu pembatas. Hal ini dikarenakan kita solat sendirian. Berbeda halnya ketika kita solat berjamaah, dimana sutrahnya terletak di depan imam. Makanya ketika kita batal saat solat berjamaah tidak mengapa kita lewat di depan makmum yang lainnya. Dalam riwayat disebutkan Nabi pernah mendirikan solat dengan menggunakan sutrah berupa tiang, pohon dan dinding. sekiranya seorang yang melalui di hdapan orang yang sedang bersolat
ini mengetahui apa jenis dosanya (lalu di hadapan orang solat) nescaya
untuk berhenti menunggu empat puluh lebih baik dari lalu di hadapan
orang solat ini, berkata perwai : aku tidak tahu samada Nabi menyebut
EMPAT PULUH hari atau bulan atau tahun" ( Riwayat Al-Bukhari) Tujuan sutrah sendiri adalah agar orang lain dapat melintas di hadapannya dan hal ini tidak berlaku bagi anak kecil karena syariat hanya dibebankan kepada seorang yang telah akil baligh.
4. Bagi orang yang solat sunnah dianjurkan pindah tempat dari solat wajibnya. “Apakah kalian kesulitan untuk maju atau mundur, atau geser ke kanan atau ke kiri ketika shalat.” Maksud beliau: “shalat sunah”. (HR. Abu Daud, Ibn Majah, Ibn Abi Syaibah, dan dishahihkan al-Albani)
“Hendaknya tidak melakukan shalat sunah, sampai berpindah dari tempat yang digunakan untuk shalat wajib.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Adapun hikmah dari berpindahnya tempat solat kita yaitu agar nanti di akhirat bumi dapat bersaksi. Imam Al-Bukhari dan Al-Baghawi menyebutkan bahwa di antara hikmah
mengapa kita berpindah tempat, antara lain disebutkan untuk memperbanyak
tempat sujud atau ibadah. Karena tempat-tempat ibadah tersebut akan
memberi kesaksian di hari akhir nanti sebagaimana firman Allah SWT
"Pada hari itu bumi menceritakan khabarnya" (QS. Al-Zalzalah: 4)
5. Rukun-rukun Solat Sunnah Sama dengan Solat Wajib. Letak perbedaannya hanya terletak pada hukumnya, yaitu wajib dan sunnah.
6. Setelah Solat Sunnah Dzikir yang dianjurkan hanya sampai Allohumma antas salam, wa minkas salam. . .dst.
Astaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” (HR. Muslim)
Pertanyaan
1. Bagaimana kalau jarak rumah dengan masjid jauh?
Jawab :
Memang di zaman Rasul itu rumah Beliau dekat sekali dengan masjid. Begitu juga dengan para sahabat Beliau. Maka, bagi kita saat ini kerjakan semampu kita. Jika memang mampu solat sunnah (rawatib) di rumah dan masih sempat datang ke masjid sebelum iqomah, maka lakukanlah. Tetapi jika tidak bisa lakukan semampu kita. Adapun kalau memang ingin mendirikan solat rawatib (Qobliyah) di rumah dapat disiasati dengan langsung mendirikan solat begitu adzan berkumandang (tidak perlu menunggu selesai). Karena begitu masuk waktu solat itu sudah boleh untuk melaksakan solat sunnah.
Penutup
Ada sebagian ulama yang menyatakan bahwasanya terdapat perbedaan antara zaman kita sekarang dengan zaman Rosulullah SAW. Boleh jadi, ketika zaman kita akan mebih khusyuk melaksanakan solat sunnahnya di masjid. Hal ini dikarenakan banyaknya godaan ketika sampai di rumah , dalam artian menunda solat sunnah ba'diyah sampai tiba di rumah. Bisa karena pekerjaan yang belum selesai, terciumn harumnya masakan istri, dsb. Oleh karena itu, ulama ada yang berpendapat jika memang kita lebih khusyuk dengan melaksanakan solat di masjid maka lakukanlah di sana. Sedangkan apabila memang kita merasa mampu untuk dapat mengesampingkan hal-hal lain ketika tiba di rumah (merasa sama-sama khusyuk baik di masjid atau di rumah) maka kerjakanlah solat itu di rumah.
Sumber Inti : Kajian rutin malam minggu di Masjid Hajjah Nuriah Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Temanya gonta - ganti tiap minggu karena memang penceramahnya juga begitu. Tentu saja tidak sama persis. Ada yang kurang dan ada juga lebihannya. Oleh karena itu saya minta maaf, semoga kita dapat mengamalkan tulisan di atas dan selalu diberi petunjuk oleh-Nya. aamiin
Sumber penunjang (tidak semua tertulis) :
https://rumaysho.com/1997-dzikir-setelah-shalat.html#_ftn1
http://www.eramuslim.com/shalat/geser-posisi-shalat-sunnah.htm#.Vm1FP17XnfY
https://konsultasisyariah.com/14936-bergeser-dari-tempat-shalat-wajib-untuk-shalat-sunah.html#
Sabtu, 12 Desember 2015
06.40 -
tentangperasaan
No comments
Jadikan yang Terakhir
"sampai mana ya?hem..gimana kalau kita duduk dulu?" sambil menunjuk kursi yang berada di hadapan mereka.
"hah, oh. iya maaf Rei. Aku ngerti. Makan dan dan minum gak boleh sambil jalan 'kan?hehe. Oke oke , yuk kita duduk dulu." Sambung Gea yang mengerti maksud ajakan Rei untuk duduk.
"Oiya, kamu sudah fix ya sama Rani?"
"hem..iya Ge." jawab Rei sambil menatap toko yang ada di hadapan mereka. Pandangannya seolah jauh, bukan terhenti di toko tersebut.
"huff..kalau ini tidak fix lagi harus berapa wanita lagi yang aku sakiti Ge hingga akhirnya dapat menjalin hubungan yang halal? harus bagaimana lagi aku menghadapi rasa bersalah terhadap kejadian yang sudah-sudah?Ya, ini harus jadi yang terakhir Ge. Aku tidak boleh mengulang kesalahan yang sama. Kecuali. . . . . kecuali memang takdir Tuhan berkata lain.." Senyum tipisnya tak mampu menyembunyikan kesedihan yang dirasakannya.
-Potongan Puzzle-
Kamis, 03 Desember 2015
22.45 -
artikel Islam
No comments
9 Desember 2015 (Memilih Pemimpin)
“Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Langganan:
Postingan (Atom)