Kamis, 11 September 2014

My Last Week in Pare

Weekend kemarin merupakan "detik - detik" terakhir saya di Pare. Tentunya saya tidak ingin melewatkannya begitu saja. Maka, saya mengajak Mr. Lutfi untuk pergi jalan - jalan sekitar Kediri. Alhamdulillah, beliau bisa karena memang belum masuk kuliah pada minggu kemarin itu.
Saya jelas bertanya kepada beliau rekomendasi tempat apa yang cocok. Beliau menyarankan untuk pergi ke Pantai Tambakrejo, Blitar. Akhirnya, kami membuat kesepakatan untuk pergi ke sana pada hari Sabtunya. Mengendarai motor dan perjalanan pun kami tempuh kurang lebih 2,5 jam. Untuk dapat sampai ke pantainya, kita harus melewati bukit terlebih dahulu. Dan Masya Alloh... pemandangannya bagus. (kalau gak lebay sih) . Yang jelas saat di atas melewati bukit itu lautnya dapat terlihat.


3 Gambar di atas adalah pemandangan track mendekati lokasi pantai. Kelihatan kan pantainya? :D
  Tetapi tujuan pertama kami bukan ke Tambakrejonya. Meliankan pantai yang berada di sebelah "kirinya", yaitu pantai pasir putih. Untuk menuju ke sana, kami harus berbelok mengambil jalur yang lain. Jalannya rusak , penuh bebatuan dan aspal yang rusak. Tidak begitu jauhlah, mungkin sekitar 15 menit dari Pantai Tambakrejo. Berbeda dengan PAntai Tambakrejo, Pantai Pasir Putih lebih sepi dan saya pikir juga lebih indah. Ni foto - fotonya teman... hehe

 
Panorama Pantai Pasir Putih, Blitar
Dari kiri : Mr. Lutfi, Lidya, Harun, Saya
Ini untuk teman - teman saya yang mau sidang dan 3,5. Semangat Rek!!hehe
Nah, setelah puas menikmati keindahan Pantai Pasir Putih (foto - foto juga sih...hehe) kami pun pergi ke Pantai Tambakrejo. Di sana kami makan siang dan mendirikan solat. Wah, rasanya segar dan nyaman setelah asyik bermain langsung makan hasil laut dari pantainya dan es kelapa. Tentunya ditemani dengan sejuknya angin pantai yang menerpa. :).

Ini makanannya rek.. Sebelum dimakan, makanannya difoto dulu ya.. Hehe
Foto - foto sudah, makan juga sudah. Terus apalagi? Sempat ditawari apa ingin ke museum Bung Karno atau pergi ke Goa (saya lupa namanya, pokoknya dekat jalan ke sana ada Goa). Akhirnya, karena dipikir mumpung dekat pantai kami pergi ke goa saja. Lagipula, belum ada yang pernah dari kami yang ke sana. Sama dengan perjalanan menuju pantai tadi, jalan ke sana pun juga mendaki dan menuruni bukit. Masih banyak tanaman dan pohon - pohon di sekelilingnya. Tetapi, ketika sampai di sana ternyata untuk masuk ke sana harus dengan pemandunya dan membayar Rp50.000 ;engkap dengan senternya untuk satu kelompok. Ketika menyusuri dan masuk ke dalam goa pun harus melewati air setinggi pinggang orang dewasa. Em.. sempat bingun juga kami, sudah sampai di sana rugi juga kalau tidak masuk. Tetapi mendengar harus berbasah - basah lagi dan ribetnya harus menyewa serta dipandu jadi ragu - ragu. Kemudian salah satu bapak yang berada di sana mengatakan ada lagi pantai di dekat sana. Tapi kami harus memutar jalan untuk ke sana. Akhirnya kami memutuskan utuk pergi ke sana, yaitu Pantai Pangu.

Perjalanan kai tempuh sekitar 15 menit dari goa tadi. Di sana lebih sepi dibandingkan dengan pantai pasir putih. Dan terkesan lebih natural sih. Daripada bosan membaca tulisan saya, lebih baik kalian langsung lihat hasil fotonya saja deh ya. Ini teman...
Untuk sampai di sana, motor harus diparkir dan kami harus berjalan sekitar 10 menit

Sungai sebelum yang nantinya bermuara di laut

Panorama Pantai Pangu

Loncat yo...


Dari kanan : Mr. Lutfi, Harun, Lidya, saya



Ceritanya lagi galau :p

Ini adalah sungai yang bermuara langsung menuju lautnya. Lagi bertapa si Harun.
 Itulah tadiperjalanan terkahir saya di Pare. Ya semoga saja saya bisa ke Pare lagi dan bertemu dengan mereka ya. Khusus untuk cerita Pare dan pengalaman di sana kalau memang sempat dan bisa insya Alloh saya tuliskan juga di "Pare Punya Cerita"

0 komentar:

Posting Komentar