Senin, 04 April 2016

Sedekah Baiknya Bagaimana?

"Jangan ditaruh tempatku Yan, nanti ketauan"
"Gapapa, gak perlu sembunyi-sembunyi gitu"
"Tapi lebih baik diam-diam 'kan?"
"hem..ya emang sih. tapi gak gitu juga. haha"


itulah sepotong cuplikan (emangnya film?hehe) antara saya dengan teman saya. Jadi ceritanya kami ada niatan untuk memberi sesuatu. Nah, terjadilah dialog itu. Teman saya itu mengatakan bahwa harus sembunyi-sembunyi dalam melakukannya. Sedangkan menurut saya, tidak perlu sampai begitu. Ya biasa saja. tidak perlu diumbar atau dipublikasikan memang, tapi kalau ternyata diketahui orang ya tidak masalah. Lalu, seperti apakah baiknya?untuk menjawab itu mari kita lihat dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 271.

"Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu, dan Alloh akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. dan Alloh Maha Teliti apa yang kamu kerjakan."

Berdasarkan ayat di atas, terdapat kebolehan bagi kita untuk menampakkan sedekah kita, tentunya bukan untuk maksud riya' (ingin dipuji orang) tetapi tujuannya adalah agar orang lain juga termotivasi untuk bersedekah juga. Misalnya, sebut saja Ahmad yang biasa saja dalam segi ekonomi (tidak kaya banget tapi hidupnya cukup) menyumbangkan uang untuk program pengadaan mobil ambulance. Biasanya 'kan ada daftarnya, siapa yang menyumbang. Nah, Ahmad memilih untuk dituliskan namanya apa adanya bukan "hamba Allah" seperti kebanyakan. Ternyata, ada orang lain sebut saja Ridho (memiliki tingkat ekonomi yang lebih tinggi dibanding Ahmad) yang melihat nama Ahmad dalam daftar penyumbang. Atas izin Alloh, dia berpikir begini "Ahmad yang kehidupannya biasa saja bisa menyumbang, masa saya yang berkecukupan begini tidak menyumbang juga? Alangkah malunya saya pada Allah." Misalnya begitu. Tetapi tentu saja si Ahmad harus menjaga ketulusan hatinya dari sifat riya' atau ingin dipuji orang lain.

Kemudian kelanjutan dari ayat itu menyatakan bahwa apabila kita dapat menyembunyikannya itu lebih baik. Apakah benar demikian? Saya bukan meragukan ayat ini, tetapi hanya saja boleh jadi kita salah dalam mengamalkannya. Untuk lebih jelasnya mari kita simak cerita yang pernah disampaikan seorang ustadz dalam suatu kajiannya.

Tersebutlah sesorang yang menyumbangkan hartanya untuk kepentingan masjid. Tidak seperti Ahmad, dia memilih untuk tidak disebut namanya. Dia memilih agar nanti disebutkan "Hamba Allah" saja. Ternyata, pada saat pengumuman para penyumbang di masjid tersebut "Hamba Allah" ini lupa disebutkan oleh pengurus masjid. Begitu tau "namanya" tidak disebut, dia langsung marah kepada pengurus masjid tersebut.

Apa yang bisa kita petik dari cerita di atas? Tidak sama persis memang dengan apa yang diceritakan ustadz itu, tetapi intinya begitu adanya. Dia minta disebut "Hamba Allah" tetapi begitu "Hamba Allah" itu tidak disebut dia marah. Artinya , menyamarkan nama kita atau menyembunyikan sedekah kita bukan jaminan keikhlasan kita dalam bersedekah. Semua itu kembali lagi ke hati kita. Ikhlas tidaknya kita bersedekah bukan terletak dari apakah nama kita disebut atau "hanya" sekedar "Hamba Allah".

Walaupun memang, dalam ayat itu dikatakan bahwa menyembunyikan itu lebih baik. Tapi dengan catatan, harus diikuti juga dengan keikhlasan hati. Seandainya bapak yang kita sebutkan pada cerita kedua tadi bersikap biasa saja, tidak marah-marah walaupun "namanya" sebagai "hamba Allah" tidak disebut maka boleh jadi dia lebih baik dari si Ahmad yang memilih namanya dituliskan/diumumkan.

Sekali lagi, semua kembali kepada keikhlasan hati. Dan hanya Alloh yang benar-benar mengetahui apakah kita ikhlas ataukah mengharapkan pujian manusia (na'udzubillahi min dzalik).

Demikianlah, tulisan ini terinspirasi dari percakapan saya dengan teman saya dan juga sesuai janji saya kepadanya. Mudah-mudahan bermanfaat dan mohon maaf bila ada yang salah dalam penulisan atau dalam memahami ayat di atas.

Mudah-mudahan kita menjadi orang yang ikhlas dalam beramal, semata-mata hanya mengharapkan rahmat dan ridho-Nya saja. Bukan yang lain. Aamiin

0 komentar:

Posting Komentar