14.21 -
travelling
No comments
Wilis, Tulung Agung
"kamu mau naik?sumpah.. baru aja sembuh kaki"
ya kurang lebih begitulah komentar temen - temen saat tau saya memutuskan untuk naik. mau bagaimana lagi, saya tidak sempat daftar ISO karena kuota yang trebatas. maka dapatlah dikatakan perjalanan ini sebagai pelarian ataupun pelampiasan. akhirnya saya tanya Tika apa dia juga ikut ISO. Kata dia sudah daftar. tapi kalau memang ingin naik dia mau batalkan ISOnya. wah,. yasuda. saat itu memang kondisi kaki saya mulai membaik dan saya yakin nanti saat akan naik pun pasti sakitnya akan berkurang bahkan akan kembali normal kaki saya. akhirnya ya begitulah kami memutuskan untuk mendaki gunung, kurang 1 cowo sih. tapi alhamdulillah saat hari H dapat 1 cowo lagi, Alif 2013. walaupun sebenarnya tanpa dia kami tetap niat akan berangkat.
Gunung yang ingin dituju awalnya adalah Argopuro. Tetapi karena dirasa tinggi sekitar 3000an maka saya usul ke Tika cari yang lebih pendek saja, yang sekiranya sabtu malam bisa sampai Surabaya. Akhirnya tujuan kami berubah ke Gunung Wilis.
Berangkat dari Surabaya kurang lebih puukul 21.30 dan tiba di Tulung Agung pukul 03.00 . selama perjalanan tidak ada hambatan seperti siang hari berupa macet. Hanya saja kelemahannya adalah sulitnya mencari pom bensin ketika mulai masuk Kabupaten Tulung Agung. tepaksa kami "membangunkan" bapak pengisi bensinnya.
letaknya di kecamatan Sendang, belum masuk Kota Tulung Agungnya. JAdi masih di daerah Kabupatennya. Tiba di sana kami langsung tidur dengan beralaskan tas carrier dan juga lantai di pelataran salah seorang rumah penduduk. Bangun untuk mendirikan solat Subuh, makan pagi dengan mie, dsb. hingga kami lanjutkan perjalanan ke arah Candi. Mungkin seperti kaki gunungnya.
belok kanan ke arah candi untuk menuju Wilis |
perjalanan menuju ke sana cukup terjal dan rusak. kami tiba di rumah penduduk yang memang digunakan untuk parkir motor. Kata Ibu di sana, biasanya orang parkir untuk pergi ke air terjun yang dapat ditemuh dlam waktu 1 jam. Tetapi kami katakan tujuan kami gunungnya, puncak. Lalu ibu tersebut menunjukkan jalan yang digunakan untuk naik ke puncak.
Mulailah kami berjalan. Sekitar pukul 07.00 kalau tidak salah. melalui ladang - ladang awalnya. hingga kami temui jalan buntu. Kecuali manjat melewati semak belukar itu. Akhirnya saya coba teelbih dahulu untuk melihat ada jalan atau tidak yang bisa kami lalui. Kemudian saya pastikan jalan itu dapat dilalui dan kami pun melanjutkan perjalanan. semakin ke dalam semakin menyeramkan. Sebab, sama sekali tidak ada penunjuk jalan dan kami hanya mengikuti jalan yang sempit di antara pepohonan ataupun semak belukar. Sudah berjalan jauh dan belum juga keluar. Sehingga, ketika itu sudah pukul berapa... saya juga lupa. yang jelas apabila kami tidak bertemu Watu Gondek sampai pukul 12.00 kami putuskan untuk kembali turun. Selain karena medan yang tidak jelas hal ini juga dikarenakan adanya pacet yang menempel di sepanjang perjalanan. Sehingga kami harus ekstra hati - hati dan sering - sering melihat ke bawah.
kondisi track yang harus kami lalui |
Bahkan, saya pun sempat digigit pacet. Kecil aja sih, cuman takut saja kenap nanap. hehe
tu yang kecil bekas gigitan pacet. haha lebay ya? gapapapa lah bwt kenang - kenangan |
Alhamdulillah jam 10 kurang kami telah tiba di watu Gondek. Tulisannya kecil sekali. hehe.
ini adalah watu gondek, ada batu besar |
Setelah sampai di Watu Gondek kami istirahat dulu. Semangat untuk menuju puncak pun kembali. Kami putuskan untuk membawa satu tas carrier saja dengan diisi makanan minuman dan ponco (jas hujan). Sisanya kami tinggal dan dibungkus dengan satu ponco lagi untuk antisipasi bila terjadi hujan nantinya. Dengan hanya membawa satu tas carrier tentunya gerak kami lebih cepat. kamera pun juga tidak lupa untuk dibawa. Akhirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Antara Watu Gondek ke puncak jalannya sudah lebih mendingan dibanding tadi dan yang paling penting adalah tidak ada pacet. jarang maksud saya.karena kami hanya menenumi di awal saja.
Pukul 12.48 kami sampai di puncak. Alhamdulillah... Tapi kami tertawa karena di puncak itu masih saja ada pohon dan di luar ekspetasi kata tika. tidak ada tugu atau apapun, hanya ada kendi dan tulisan di sana. Tapi gapapa lah ya. yang penting sudah sampai
kendi yang ada di puncak wilis |
tulisan yang ada di puncak |
Rasti, saya, Tika. Sori lif minta tolong fotoin kamu, hehe |
Setelah puas foto - foto (sebenarnya gak banyak juga) dan istirahat makan makanan yang dibawa, kami ppun turun. Kalau tidak salah saat itu pukul 13.22 . Turun lebih sulit karena kaki harus menumpu banyak. Tetapi lebih cepat tentunya saat turun. Kami tiba kembali di Watu Gondek pukul 14.25 . setelah itu kami dirikan solat dzuhur dan ashar. Istirahat sebentar dan lanjut lagi turun pukul 15.02 . Ketika turun itu hujan dan track menjadi licin. Sempat beberapa kali terpeleset. Jalur yang kami buat tadi menghilng., mungkin menjadi tertutup karena hujan ini. Akhirnya kami putuskan untuk kembali di jalur yang bercabang itu karena memang lebih meyakinkan lewat situ. Sepertinya kami saat beangkat tadi salah jalur memang.
Alhamdulillah pukul 16.30 kami berhasil keluar hutan dan melihat hamparan ladang.Lega rasanya. hehe. Setelah itu kami mencari rumah yang tadi pagi kmi titipi motor. Ternyata untuk ke sana kami harus turun naik bukit ladang dulu. dan alhamdulillah sampai pukul 17.00 di rumah itu. Sampai sana kami langsung bersih diri dan izin menumpang untuk mandi. Setelh itu kami memasak mie, kayaknya kelaparan skali . hehe
memasak mie di dalam rumah ibu tersebut, karena di luar juga hujan. |
Setelah itu kami izin untuk mendirikan solat magrib dan isya'. Kata Bapaknya kami disuruh nginep dulu baru besok pagi pulang. Rencananya sih kami memang ingin tidur dulu. secara badan sakit semua dan keadaan juga hujan. baru tengah malam pulang. TEtapi rupanya ketika saya dan rasti terbangun pukul 23.00 . Bapaknya bilang motor kami sudah dirantai dan pulangnya besok saja. Kami pun juga tidak enak, apalagi orang di rumah itu sudah pada tidur.
alhadulillah.... pagi hari kami bangun. bersih diri, solat dsb. Alhamdulillah kami disediakan makan oleh ibu itu dan diawali dengan teh hangt sebelumnya. wah,.. segar apalagi kondisi saat itu lumayan dingin tapi sejuk sih..
itu menu makan pagi kami. walau ibunya bilang apa adanya, tapi bagi kami itu sudah luar biasa dan bersyukur banget. |
sunrise di bukit |
ladang perkebunan di sana. gunungnya itu sepertinya yang tertutup kabut samar itu. |
Setelah sarapan, BAB (hehe) dsb. kami punpamit kepada ibunya. Ibunya tidak mau menerima uang yang kami berikan sebagai biaya kami menginap. Akhirnya kami letakkan di kotak "parkir suka rela". wahhh.. baik alahdmulillah lah ibu dan bapaknya. Kami berangkat pukul 06.41 dan tiba di jurusan pukul 11.10 .
Kalau komentar terkait gunungnya sih. Kata mereka ini cocok untuk orang yang merenung, cari inspirasi gitu. Karena sepi sih, jarang ada yang nanjak. dan cocok untuk yang suka tantangan, dibandingkan rinjani kata mereka mending di sana lah. karena memang rinjani dsb. itu sudah termasuk taman nasional dan tracknya pun sudah jelas. sedangkan di sini, tidak akan kalian temui pos - pos. Apalagi sempat was - was juga kami takut tersesat. hehe. tapi ya sudahlah disyukuri aja. dan yang tidak akan lupa mungkin pacetnya itu ya. hehe. Seru seru kok, cboa aja. hehe.
Semoga setelah ini bisa daki yang lain, sesuai target. semoga tulisan ini bermanfaat ya. amin
NB: makasih buat Tika, Rasti dan Alif. Semoga perjalanan kita bermanfaat ya. amin
0 komentar:
Posting Komentar